Rabu, 05 Maret 2014

CERITA HOROR

Tulisan ini hanyalah mimpi semata, tidak ada rekayasa dalam menulisnya. Jadi mohon maklum kalo ceritanya loncat-loncat dan sedikit aneh, namanya juga mimpi. 

Mimpi, 21 Febuari 2014
Pada suatu hari aku bermain di sebuah pohon sendirian, aku sedang depresi berat, aku curhat sendiri, bernyanyi dan berteriak teriak disana. Dan malam harinya aku pun bermimpi, berkenalan dengan perempuan itu, sebut saja rena, dia ternyata mengerti perasaanku yang sedang galau, dan menjadi teman diskusi ku untuk menyelesaikan masalah pribadiku. Rena, perempuan cantik dan menawan, umur 20an, dan sangat baik. Aku sungguh tergila gila padanya. Setiap malam sebelum tidur akupun berdoa dan membayangkan dirinya agar dapat bertemu di mimpi. Meskipun tidak terlalu sering bertemu di mimpi, kamipun tak butuh waktu lama untuk menjadi teman akrab.

Suatu hari saat dalam kehidupan nyata di mimpi aku iseng saja bercerita dengan temanku. Aku sangat akrab dengannya disana, sayangnya aku tak bisa mengidentifikasi siapa dia di dalam kehidupanku sesungguhnya. Aku sedikit bercerita tentang rena, yang ada di mimpiku dan mengetahui semua masalahku. Temanku ini bertanya kebingungan, “kira-kira kenapa yah, kok dia bisa tau semua masalah lo, elo saat mimpi pernah cerita ke dia” aku menjawab: “gak jg sih, gue duga dia denger curhatan gw waktu di pohon jambu itu”

Akhirnya tiba saatnya aku dan temanku ini pergi berlibur ke suatu rumah, lokasinya di seperti di perumahan elite. Waktupun memasuki tengah malam, aku iseng saja mengeksplore bagian atas rumah itu, ternyata ada ruangan besar yang unik, pintunya pun terukir indah. Aku akhirnya tergerak untuk masuk. Disana ada piano, rak2 buku, seperti ruang berkumpul yang dijadikan gudang. Sepertinya sudah 2-3 tahun tidak tersentuh namun tidak terlalu kumuh. Ada sebuah kursi kayu disana dan aku duduk santai sebentar. Tanpa kusadari aku menjatuhkan sesuatu di meja itu. Aku tidak tahu pasti apa yang ku jatuhkan yang pasti setelah itu ada cuplikan sesosok patung lelaki sedang duduk yang sangat mirip dengan manusia di belakang kiri tempat dudukku. Sontak aku kaget melihat sosok yang daritadi tidak kulihat. Akupun berinisiatif keluar dari ruangan itu,  tp tubuhku seperti sulit digerakan, dengan menyeret tubuh (ngesot) aku perlahan berusaha keluar. Kaget dan panik bukan main saat kulihat patung lelaki duduk itu perlahan membuka matanya. Aku berteriak sebisa suaraku memanggil kakakku. Dia seperti terbangun, dan mulai melakukan perenggangan, sperti sudah lama terpatung. Aku semakin panik. Aku mulai bisa berlari dan dia dengan sigap mengejar lalu menarik bajuku. Aku berteriak meronta ronta. Lalu datanglah kakakku membuka pintu. Aku yang sudah terduduk dilantai hanya bs menunjuk orang besar menakutkan ini kepada kakakku. Besar harapanku dia adalah penjahat atau maling, sehingga kakakku bs menolong dengan memukul atau dan sebagainya, namun kernyataannya tidak. Kakakku terheran dan menganggap aku gila. Dia bilang, “hah, gue ga liat apa-apa tuh dayz”

Saya makin takut, dan kembali meyakinkan “ini, ini, cowo tepat di depan gue”. Entah mengapa lelaki tadi hanya berdiri tenang, dan seperti memberiku kesempatan untuk memastikan bahwa dia bukan manusia. Kusuruh kakakku lewat tepat didepanku, dan betapa syok nya aku, hampir pingsan tentunya saat melihat dia tembus. Kuceritakan itu ke kakakku membuatnya buru-buru lari menuruni tangga. Sudah boleh kekatakan “hantu” lelaki tadi perlahan meniggalkan ruangan, dan sedikit menendangku, menggeser diriku yang menghalangi jalanannya. Aku makin terheran, kenapa aku bisa menyentuh maupun disentuh olehnya, kenapa tidak berlaku oleh kakakku. Aku perfikir ketakutan. Tanpa disadari tiba-tiba ada lagi sosok yang bergerak keluar, lagi, dan lagi, mungkin sekitar 10an lebih keluar dari ruangan itu. Sepertinya mereka terkunci bertahun tahun oleh suatu jimat penahan mereka, namun tanpa sengaja aku membebaskan mereka. “menurut pikiranku saat itu di mimpi”

Saat aku akan bergerak keluar untuk menceritakan semuanya, seseorang menepukku dari belakang. Ternyata belum berakhir rombongan hantu itu. Ada lah si rena itu kupikir hanyalah sosok dalam mimpi. Dia menceritakan semua yang terjadi di ruangan itu. Ternyata lokasi itu adalah tempat pembunuhan masal.
Singkat cerita dia memintaku untuk tidak menceritakan hal ini kepada siapapun karena akan berdampak lebih parah pada diriku. Selain itu akupun disuruh berbohong pada kakakku, bilang bahwa aku hanya mengigau atas kejadian tadi. Aku menyetujui saran dan permintaan dia. Tak lupa dia pun berterimakasih karena telah membebaskan dia dan teman-temannya itu. Sebagai ungkapan terimakasihnya dia menjanjikan akan selalu mengikutiku dan menjagaku.

Akhirnya akupun turun tangga bersamanya, ku ucapkan selamat pagi pada teman dan saudaraku (saat itu settingnya berganti jadi pagi hari). Mereka semua membalas sapaanku dan untungnya mereka tidak dapat melihat rena. Tapi ternyata ada satu orang yang bisa melihatnya. “eh Rena, ini rena yang ada di mimpi kan?” yap betul sekali, dialah teman baikku itu. Karena tidak bisa mengelak lagi, dengan berat hati akupun bercerita sejujurnya tentang malam tadi.

Awalnya aku terkaget, kenapa temanku ini mengenal rena, akhirnya setelah itu dia mengaku. Ternyata dibalik pengetahuanku diapun diam-diam mencontoh apa yang telah kuceritakan kepadanya. Dia ikuti yang kulakukan, sehingga malamnya dia pun bertemu rena. Tapi tenang, statusnya hanya teman saja. Tentunya jauh berbeda denganku, teman super spesial.

Akhirnya aku ditinggal berdua dengan rena. Aku bercerita banyak tentang kejadian-kejadian bersama dia saat dimimpi. Tertawa akan lucunya kejadian di beberapa mimpi itu. Sampai akhirnya aku menceritakan semua ketakutanku saat malam itu kepadanya. Kemudian diapun menenangkan sambil meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Kemudian mencium bibirku, dan tak lama sambil memegangi. Aku pun malu karena banyak orang disana, tapi diapun meyakinkanku bahwa tak ada satu orangpun yang bisa melihat kami. Akupun menguji kata-katanya itu. Aku panggil orang disampingku, uniknya dia tidak mengindahkan panggilanku. Akupun semakin percaya diri dan berani melakukan lebih. Tak sampai ke bagian intinya, aku memutuskan untuk menyudahi aktifitas itu. Untungnya dia pun tidak tersinggung, mungkin dia pengertian bahwa diriku baru saja mengalami syok. Saat memasuki siang hari dia meminta izin kepadaku untuk pergi. Tapi tanpa menyebutkan tujuannya.

Akhirnya malam itu aku sedang berjalan di sekitar perumahan itu, tiba2 didepan seperti ada orang-orang yang berkumpul, akupun berjalan dengan normalnya melewati kerumunan itu. Di tengah jalanku ada tumpukan kerdus/sampah plastik berwarna hijau, dan iseng saja aku menendangnya. Kardus itu meluncur ke depan dan mendarat di lintasan teman sebelahku ini. Kardus itu harusnya menghalangi jalannya, tapi yang terjadi adalah dia melewati itu dengan anehnya, ya betul, kerdus itu tembus. Aku kaget. Terlebih seketika saat menoleh ke belakang, barulah sadar bahwa gerumunan orang di belakang sudah semuanya tertuju kearahku sambil berjalan perlahan mengikuti kami. Mungkin karena mereka terkejut bahwa aku melihat benda itu dan bisa menendangnya.

Barulah aku sadar bahwa mereka itu bukanlah manusia. Pantas saja tadi temanku sperti tidak masalah melewati kerumunan, dia tetap jalan lurus, dan para hantu itu kebetulan mencoba menghindari tabrakan, layaknya dua manusia yang berpas-pasan di jalan sempit. Sedangkan aku dan berberapa dari mereka yang berpas-pasan sama-sama bergerak menghidari. Haha.. bodohnya aku ketika membayangi itu, pantas saja dia melihatku dengan tatapan aneh setelahnya. Itulah pikirian singkatku menyadari hal tadi.

Dengan cepat aku berlari sambil mengajak temanku juga berlari. Dia bertanya sebabnya, dan dalam larian aku menjelaskan bahwa kita sedang dikejar para setan yang tadi kita lewati, dia ngomel kepadaku karena tidak memberitahunya daritadi. Padahal akusaja baru menyadarinya barusan.

Dia memberikan ide untuk memanggil rena, untuk membantu kami, dia memutuskan mengambil jalan yang berbeda di bercabangan jalan. Dia mengetahui cara memanggil rena, yaitu menimpuk pohon jambu manapun sebanyak tiga kali. “rena yang bilang ke gue, untuk panggil dia timpuk aja pohon jambu diskitar sini, semuanya berhubungan kok, maka dia akan datang”

Ditimpuklah tiga kali, menyadari temanku ini dalam kondisi aman, dia pulang ke rumah tadi untuk berlindung, sedangkan aku masih berlari sekuat tenaga.  Tiba-tiba datanglah lagi kerumunan orang bergerak  dari arah di depanku. Mereka jumlahnya sekitar 10an orang, tentu lebih sedikit daripada rombongan yang mengejarku ini. Akupun berbelok ke kanan dengan tujuan sama melarikan diri, menyisakan 2 rombongan yang sepertinya mengejarku. Tiba-tiba rombongan tadi tak mengejarku bersama-sama, melainkan saat ini cuma ada satu orang yang mengejarku. Kedua kelompok tadi malah berkelahi hebat layaknya film twilight. Namun aku  tak sempat menonton, melainkan hanya mendengar suara actionnya, karena statusku masih buronan.

Satu orang ini larinnya sangat cepat. Sehingga lama kelamaan saat nafasku mulai habis, aku pun tertangkap olehnya. Aku berteriak minta ampun, sambil memohon untuk melepaskan. Namun dia memeganggku tanganku sambil menenangkan aku, “hei hei, ini aku rena, kamu udah aman kok.” Aku pun kaget dan kurang percaya, karena sosoknya masih misterius, dengan penutup kepala yang sedikit menerupai kerudung. Dia membuka penutup kepalanya dan terlihatlah sosok cantik itu, langsung memeluk dan mencium bibirku, dan tidak berhenti melepas. Aku yang sedang habis nafasnya usai berlari, semakin dibuat susah untuk bernafas.


Sayang sekali alarm ku berbunyi seiring dengan upayaku bernafas. Pekerjaan memaksaku menghentikan mimpi unik ini. Ingin sekali bolos kerja dan melanjutkan mimpi yang seram namun mengasikan ini. Ternyata sepertinya mengasikan punya sahabat makhluk halus. Cantik, baik, dan bisa diandalkan, yang pasti tidak menginginkan kita untuk bergabung ke dunia mereka. Semoga saja mimpi ini ada hikmahnya untuk pembaca.


Tokoh-Tokoh:
'Rena'
mirip zhang ziyi