Tulisan ini hanyalah mimpi semata, tidak ada rekayasa dalam menulisnya. Jadi mohon
maklum kalo ceritanya loncat-loncat dan sedikit aneh, namanya juga mimpi.
Mimpi, 21 Febuari 2014
Pada suatu hari aku bermain di
sebuah pohon sendirian, aku sedang depresi berat, aku curhat sendiri, bernyanyi
dan berteriak teriak disana. Dan malam harinya aku pun bermimpi, berkenalan
dengan perempuan itu, sebut saja rena, dia ternyata mengerti perasaanku yang
sedang galau, dan menjadi teman diskusi ku untuk menyelesaikan masalah
pribadiku. Rena, perempuan cantik dan menawan, umur 20an, dan sangat baik. Aku
sungguh tergila gila padanya. Setiap malam sebelum tidur akupun berdoa dan
membayangkan dirinya agar dapat bertemu di mimpi. Meskipun tidak terlalu sering
bertemu di mimpi, kamipun tak butuh waktu lama untuk menjadi teman akrab.
Suatu hari saat dalam kehidupan
nyata di mimpi aku iseng saja bercerita dengan temanku. Aku sangat akrab
dengannya disana, sayangnya aku tak bisa mengidentifikasi siapa dia di dalam
kehidupanku sesungguhnya. Aku sedikit bercerita tentang rena, yang ada di
mimpiku dan mengetahui semua masalahku. Temanku ini bertanya kebingungan,
“kira-kira kenapa yah, kok dia bisa tau semua masalah lo, elo saat mimpi pernah
cerita ke dia” aku menjawab: “gak jg sih, gue duga dia denger curhatan gw waktu
di pohon jambu itu”
Akhirnya tiba saatnya aku dan
temanku ini pergi berlibur ke suatu rumah, lokasinya di seperti di perumahan
elite. Waktupun memasuki tengah malam, aku iseng saja mengeksplore bagian atas
rumah itu, ternyata ada ruangan besar yang unik, pintunya pun terukir indah.
Aku akhirnya tergerak untuk masuk. Disana ada piano, rak2 buku, seperti ruang
berkumpul yang dijadikan gudang. Sepertinya sudah 2-3 tahun tidak tersentuh
namun tidak terlalu kumuh. Ada sebuah kursi kayu disana dan aku duduk santai
sebentar. Tanpa kusadari aku menjatuhkan sesuatu di meja itu. Aku tidak tahu
pasti apa yang ku jatuhkan yang pasti setelah itu ada cuplikan sesosok patung
lelaki sedang duduk yang sangat mirip dengan manusia di belakang kiri tempat
dudukku. Sontak aku kaget melihat sosok yang daritadi tidak kulihat. Akupun
berinisiatif keluar dari ruangan itu, tp
tubuhku seperti sulit digerakan, dengan menyeret tubuh (ngesot) aku perlahan
berusaha keluar. Kaget dan panik bukan main saat kulihat patung lelaki duduk
itu perlahan membuka matanya. Aku berteriak sebisa suaraku memanggil kakakku.
Dia seperti terbangun, dan mulai melakukan perenggangan, sperti sudah lama
terpatung. Aku semakin panik. Aku mulai bisa berlari dan dia dengan sigap
mengejar lalu menarik bajuku. Aku berteriak meronta ronta. Lalu datanglah
kakakku membuka pintu. Aku yang sudah terduduk dilantai hanya bs menunjuk orang
besar menakutkan ini kepada kakakku. Besar harapanku dia adalah penjahat atau
maling, sehingga kakakku bs menolong dengan memukul atau dan sebagainya, namun
kernyataannya tidak. Kakakku terheran dan menganggap aku gila. Dia bilang,
“hah, gue ga liat apa-apa tuh dayz”
Saya makin takut, dan kembali
meyakinkan “ini, ini, cowo tepat di depan gue”. Entah mengapa lelaki tadi hanya
berdiri tenang, dan seperti memberiku kesempatan untuk memastikan bahwa dia
bukan manusia. Kusuruh kakakku lewat tepat didepanku, dan betapa syok nya aku,
hampir pingsan tentunya saat melihat dia tembus. Kuceritakan itu ke kakakku membuatnya
buru-buru lari menuruni tangga. Sudah boleh kekatakan “hantu” lelaki tadi
perlahan meniggalkan ruangan, dan sedikit menendangku, menggeser diriku yang
menghalangi jalanannya. Aku makin terheran, kenapa aku bisa menyentuh maupun
disentuh olehnya, kenapa tidak berlaku oleh kakakku. Aku perfikir ketakutan.
Tanpa disadari tiba-tiba ada lagi sosok yang bergerak keluar, lagi, dan lagi,
mungkin sekitar 10an lebih keluar dari ruangan itu. Sepertinya mereka terkunci
bertahun tahun oleh suatu jimat penahan mereka, namun tanpa sengaja aku
membebaskan mereka. “menurut pikiranku saat itu di mimpi”
Saat aku akan bergerak keluar
untuk menceritakan semuanya, seseorang menepukku dari belakang. Ternyata belum
berakhir rombongan hantu itu. Ada lah si rena itu kupikir hanyalah sosok dalam
mimpi. Dia menceritakan semua yang terjadi di ruangan itu. Ternyata lokasi itu adalah
tempat pembunuhan masal.
Singkat cerita dia memintaku
untuk tidak menceritakan hal ini kepada siapapun karena akan berdampak lebih
parah pada diriku. Selain itu akupun disuruh berbohong pada kakakku, bilang
bahwa aku hanya mengigau atas kejadian tadi. Aku menyetujui saran dan
permintaan dia. Tak lupa dia pun berterimakasih karena telah membebaskan dia
dan teman-temannya itu. Sebagai ungkapan terimakasihnya dia menjanjikan akan
selalu mengikutiku dan menjagaku.
Akhirnya akupun turun tangga
bersamanya, ku ucapkan selamat pagi pada teman dan saudaraku (saat itu
settingnya berganti jadi pagi hari). Mereka semua membalas sapaanku dan
untungnya mereka tidak dapat melihat rena. Tapi ternyata ada satu orang yang
bisa melihatnya. “eh Rena, ini rena yang ada di mimpi kan?” yap betul sekali,
dialah teman baikku itu. Karena tidak bisa mengelak lagi, dengan berat hati
akupun bercerita sejujurnya tentang malam tadi.
Awalnya aku terkaget, kenapa
temanku ini mengenal rena, akhirnya setelah itu dia mengaku. Ternyata dibalik
pengetahuanku diapun diam-diam mencontoh apa yang telah kuceritakan kepadanya.
Dia ikuti yang kulakukan, sehingga malamnya dia pun bertemu rena. Tapi tenang,
statusnya hanya teman saja. Tentunya jauh berbeda denganku, teman super spesial.
Akhirnya aku ditinggal berdua
dengan rena. Aku bercerita banyak tentang kejadian-kejadian bersama dia saat
dimimpi. Tertawa akan lucunya kejadian di beberapa mimpi itu. Sampai akhirnya
aku menceritakan semua ketakutanku saat malam itu kepadanya. Kemudian diapun
menenangkan sambil meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Kemudian
mencium bibirku, dan tak lama sambil memegangi. Aku pun malu karena banyak
orang disana, tapi diapun meyakinkanku bahwa tak ada satu orangpun yang bisa
melihat kami. Akupun menguji kata-katanya itu. Aku panggil orang disampingku,
uniknya dia tidak mengindahkan panggilanku. Akupun semakin percaya diri dan
berani melakukan lebih. Tak sampai ke bagian intinya, aku memutuskan untuk
menyudahi aktifitas itu. Untungnya dia pun tidak tersinggung, mungkin dia
pengertian bahwa diriku baru saja mengalami syok. Saat memasuki siang hari dia
meminta izin kepadaku untuk pergi. Tapi tanpa menyebutkan tujuannya.
Akhirnya malam itu aku sedang
berjalan di sekitar perumahan itu, tiba2 didepan seperti ada orang-orang yang
berkumpul, akupun berjalan dengan normalnya melewati kerumunan itu. Di tengah
jalanku ada tumpukan kerdus/sampah plastik berwarna hijau, dan iseng saja aku
menendangnya. Kardus itu meluncur ke depan dan mendarat di lintasan teman
sebelahku ini. Kardus itu harusnya menghalangi jalannya, tapi yang terjadi
adalah dia melewati itu dengan anehnya, ya betul, kerdus itu tembus. Aku kaget.
Terlebih seketika saat menoleh ke belakang, barulah sadar bahwa gerumunan orang
di belakang sudah semuanya tertuju kearahku sambil berjalan perlahan mengikuti
kami. Mungkin karena mereka terkejut bahwa aku melihat benda itu dan bisa
menendangnya.
Barulah aku sadar bahwa mereka
itu bukanlah manusia. Pantas saja tadi temanku sperti tidak masalah melewati
kerumunan, dia tetap jalan lurus, dan para hantu itu kebetulan mencoba
menghindari tabrakan, layaknya dua manusia yang berpas-pasan di jalan sempit. Sedangkan
aku dan berberapa dari mereka yang berpas-pasan sama-sama bergerak menghidari.
Haha.. bodohnya aku ketika membayangi itu, pantas saja dia melihatku dengan
tatapan aneh setelahnya. Itulah pikirian singkatku menyadari hal tadi.
Dengan cepat aku berlari sambil
mengajak temanku juga berlari. Dia bertanya sebabnya, dan dalam larian aku
menjelaskan bahwa kita sedang dikejar para setan yang tadi kita lewati, dia
ngomel kepadaku karena tidak memberitahunya daritadi. Padahal akusaja baru
menyadarinya barusan.
Dia memberikan ide untuk
memanggil rena, untuk membantu kami, dia memutuskan mengambil jalan yang
berbeda di bercabangan jalan. Dia mengetahui cara memanggil rena, yaitu
menimpuk pohon jambu manapun sebanyak tiga kali. “rena yang bilang ke gue,
untuk panggil dia timpuk aja pohon jambu diskitar sini, semuanya berhubungan
kok, maka dia akan datang”
Ditimpuklah tiga kali, menyadari
temanku ini dalam kondisi aman, dia pulang ke rumah tadi untuk berlindung,
sedangkan aku masih berlari sekuat tenaga.
Tiba-tiba datanglah lagi kerumunan orang bergerak dari arah di depanku. Mereka jumlahnya sekitar
10an orang, tentu lebih sedikit daripada rombongan yang mengejarku ini. Akupun
berbelok ke kanan dengan tujuan sama melarikan diri, menyisakan 2 rombongan
yang sepertinya mengejarku. Tiba-tiba rombongan tadi tak mengejarku
bersama-sama, melainkan saat ini cuma ada satu orang yang mengejarku. Kedua
kelompok tadi malah berkelahi hebat layaknya film twilight. Namun aku tak sempat menonton, melainkan hanya
mendengar suara actionnya, karena statusku masih buronan.
Satu orang ini larinnya sangat
cepat. Sehingga lama kelamaan saat nafasku mulai habis, aku pun tertangkap
olehnya. Aku berteriak minta ampun, sambil memohon untuk melepaskan. Namun dia memeganggku
tanganku sambil menenangkan aku, “hei hei, ini aku rena, kamu udah aman kok.” Aku
pun kaget dan kurang percaya, karena sosoknya masih misterius, dengan penutup
kepala yang sedikit menerupai kerudung. Dia membuka penutup kepalanya dan
terlihatlah sosok cantik itu, langsung memeluk dan mencium bibirku, dan tidak
berhenti melepas. Aku yang sedang habis nafasnya usai berlari, semakin dibuat
susah untuk bernafas.
Sayang sekali alarm ku berbunyi
seiring dengan upayaku bernafas. Pekerjaan memaksaku menghentikan mimpi unik
ini. Ingin sekali bolos kerja dan melanjutkan mimpi yang seram namun mengasikan
ini. Ternyata sepertinya mengasikan punya sahabat makhluk halus. Cantik, baik,
dan bisa diandalkan, yang pasti tidak menginginkan kita untuk bergabung ke
dunia mereka. Semoga saja mimpi ini ada hikmahnya untuk pembaca.
Tokoh-Tokoh:
'Rena'
mirip zhang ziyi